Jumat, 29 Agustus 2014

Kicauan Pena



Bermimpi dalam Gelap

Embun malam mulai menyelimuti, malaikat mimpi pun mulai menghantarku masuk kealam indahnya. Bayang-bayangnya mulai tumbuh untuk membawaku menghidupkan duniaku sendiri. 
Bias kehidupan yang dulu terurai mulai menjadi gabungan keindahan dunia. “Dia” mungkin yang membuat untuk perubahan  ini. 
Lewat indahnya mimpi aku mengungkapkan kesedihan hatiku yang dia rubah menjadi mimpi yang slalu aku tunggu. Malaikat mimpi pun tahu harapan hatiku akan dia. “indah dan indah” adalah mimpi yang slalu aku tunggu.Berharap hari tak datang dan malam slalu menyelimuti. 

Tak mampu melihatnya lewat ketajaman sang matahari membuat tegar untuk slalu bermimpi bersama dinginnya embun malam. Bingkai kehidupan yang sudah aku rangkai dengan indah akan menjadi benteng kehidupan yang membuat aku tak ingin menghilangkannya. 

Anginlah yang menghantarkan gambaran kehidupannya yang membuat aku mengerti akan kepastian pilihanku ini untuk menjadikannya pedoman kehidupan indah yang ingin aku gapai. 
 
Sebuah pintu dan jendela yang cukup sebagai jalan angin untuk masuk dan mengabarkan untukku arti sebenarnya akan dia. “gelap dan gelap” yang mampu menggabarkan kehidupanku sebelum kehadiran mimpi indah yang mulai dan sudah mampu merubahku ini. 

Ingin menatap waktu dan mulai menghentikannya untuk malam ini, supaya keindahan ini dapat bertahan lama dan membawaku untuk menikmati setiap jangkauan mimpi ini.


Ketika hari mulai datang dan saat itulah keinginanku untuk mempercepat sang bintang hari mulai memburu. Berharap bulan dan bintang malam slalu hidup dan menghancurkan hari yang tak ingin aku lihat. 
Mimpi kehidupanku akan dirinya dapat abadi hingga aku mulai berani menatap sang terang untuk memulai melihatnya di kehidupan nyata. Karena  mimpiku adalah sebuah mimpi yang takkan satupun orang tahu apa dan dimana dia berada.